Bunda Dewi, Pendongeng Peduli Pendidikan Anak-Anak Indonesia

BERITA TOKOH Bunda Dewi, Pendongeng Peduli Pendidikan Anak-Anak Indonesia

Bunda Dewi, Pendongeng Peduli Pendidikan Anak-Anak Indonesia

Halo sobat Riri! Riri kembali lagi dengan profil salah satu pendongeng tanah air. Pendongeng berikut ini merupakan pendongeng wanita pertama yang tim Riri wawancarai. Siapakah dia? Duduk yang manis ya, yuk simak artikel lengkapnya di bawah ini.

Siapakah dia?

Dewi sukma Muharromi atau yang akrab disapa Bunda Dewi ini lahir di Jakarta, 2 September 1987. Meskipun lahir di Jakarta, namun Bunda Dewi ini dibesarkan di Bandung dan hingga sekarang menetap di Bandung. Bunda Dewi ini merupakan salah satu alumni D2 PGTK UPI Bandung dan merampungkan pendidikannya tersebut pada tahun 2007, setelah itu ia melanjutkan untuk menuntut ilmu S1 di PGPAUD UPI Bandung dan lulus pada tahun 2009, wah termasuk mahasiswa yang cumlaude ya Bunda dewi ini. Selanjutnya Bunda Dewi melanjutkan pendidikannya di S2 Pendidikan Dasar UPI dan lulus tahun 2016 kemarin. Bunda Dewi ini merupakan salah satu orang yang peduli akan pendidikan, untuk itu Bunda Dewi ingin sekali berkontribusi untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Saat ini, selain menjadi pendongeng, Bunda Dewi ini juga berprofesi menjadi seorang guru sekaligus pengelola PAUD di RA. Siti Khadijah, Bandung Barat. Bunda Dewi juga pernah menjadi guru Raudhatul Athfal (RA) dan berprestasi tingkat provinsi Jawa Barat tahun 2017. Ia juga berprofesi menjadi salah satu assessor di BAN PAUD dan PNF provinsi Jawa Barat. Wah banyak sekali ya prestasi dan pengalaman Bunda Dewi selama ini, hal seperti ini patut kita contoh sebagai generasi penerus bangsa Indonesia.

Bunda Dewi bersama dengan anak-anak korban tsunami Banten

Pertama kali tertarik dengan dongeng adalah saat Bunda Dewi masih kecil. Pada saat itu setiap hari minggu Bunda Dewi sering mendengarkan cerita-cerita dari radio tentang dongeng-dongeng anak. Saat malam hari ketika anaknya sulit untuk tidur ibundanya pun selalu mengajak bermain tebak-tebakkan atau membacakan cerita atau mendongengkan kisah-kisah. Pengalaman-pengalaman masa kecil yang membahagiakan dari Bunda Dewi menjadi salah satu latar belakang beliau menyukai dunia dongeng. Karena menurut Bunda Dewi, dongeng itu memberikan banyak kebahagian pada anak-anak.

Terjun kedunia dongeng anak-anak

Bunda dewi ini merupakan salah satu orang yang menyukai tantangan dan juga menyukai dunia anak-anak. Salah satunya karena backround pendidikan dan profesi lain yang ia geluti tersebut. Bunda Dewi tertarik pada dunia dongeng sejak tahun 2009. Namun saat itu ia masih fokus pada perkuliahan yang ia jalani. Sampai akhirnya, pada tahun 2015, saat masa perkuliahan S2 yang ia ambil sudah mulai hampir selesai, akhirnya Bunda Dewi mencoba mencari berbagai kegiatan yang bisa memberikan banyak manfaat pada kegiatan sosial dan pendidikan bagi semua rakyat Indonesia. Berbagai komunitas sosial dan pendidikan pernah Bunda Dewi ikuti lho, sudah tak terhitung mungkin. Hingga pada akhirnya semua mengerucut pada satu komunitas yaitu komunitas Kampung Dongeng Indonesia yang berada di bawah bimbingan Kak Awam Prakoso.

Bunda Dewi bersama anak-anak korban tsunami Banten

Menjadi pendongeng memiliki banyak kebahagiaan dimana ketika kita berhasil membuat anak tersenyum, disanalah kebahagiaan yang Bunda Dewi rasakan. Rasa ingin berbagi kebahagian dengan orang lain, rasa ingin menjadi pribadi yang berguna bagi orang banyak, rasa ingin berbagai ilmu, rasa ingin menciptakan sebuah perubahan menjadi dorongan  untuk menjadi seorang pendongeng. Dengan mendongeng anak bisa berlajar banyak hal karena dongeng adalah media pendidikan yang efektif dalam memberikan pesan tanpa menggurui serta menyenangkan.

Grogi namun tetap senang 

Profesinya sebagai seorang guru tentu saja membuat Bunda Dewi sudah terbiasa mendongeng untuk anak-anak di kelasnya, tetapi setelah ia memutuskan berprofesi sebagai seorang pendongeng tentu mendongeng didepan banyak anak tidak sama dengan mendongeng pada anak-anak di kelas yang ia ampu. Bunda Dewi menjumpai anak-anak yang berbeda setiap waktunya, dengan berbagai sifat dan kebiasaan yang berbeda-beda. Bahkan dengan rentang usia yang beragam mulai dari anak-anak TK, SD, SMP, hingga para orang tua. Tantangannya adalah Bunda Dewi harus mampu menaklukkan para audience agar mereka bisa tertawa bahagia dan tentunya mengambil pelajaran dan hikmah berharga dari cerita yang disampaikan. Saat pertama kali mendongeng, tentu saja rasa grogi pasti ada. Seperti pada saat kita mencoba melucu tapi menurut anak-anak tidak lucu atau saat kita harus merubah skenario untuk menarik simpati dan perhatian anak-anak. Hal-hal seperti itu merupakan suatu tantangan yang biasanya juga terjadi pada pendongeng lainnya saat membawakan dongeng didepan anak-anak.

Bunda Dewi bersama anak-anak korban tsunami Banten

Target audience Bunda Dewi lebih pada anak-anak usia TK dan SD, meskipun Bunda Dewi juga mendongeng untuk anak  SMP bahkan orang tua, namun dengan tema dan cerita yang sudah disesuaikan tentunya. Untuk anak-anak usia TK dan SD biasanya biasanya Bunda Dewi membawa tema fabel atau kisah-kisah inspiratif sedangkan untuk anak yang lebih besar biasanya Bunda Dewi bercerita tentang pahlawan atau motivasi untuk menjadi sukses dan hebat. Untuk media yang digunakan saat mendongeng biasanya setiap media yang mempunyai keunikan tersendiri dalam penggunaannya tergantung tujuan dan sasaran saat kita mendongeng. Untuk anak-anak biasanya menggunakan media yang menarik perhatian baik dari bentuk, ukuran, warna yang beragam, dan keunikan lainnya yang menarik perhatian anak-anak. Sedangkan media yang biasa Bunda Dewi gunakan saat mendongeng untuk anak usia TK dan SD adalah boneka yang berukuran besar agar menjadi pusat perhatiananak-anak, media apron flanel, media boneka tangan, dan buku cerita. 

Baca juga : Pentingnya Menceritakan Dongeng Untuk Kemajuan Karakter Anak

Pendongeng itu menyenangkan dan membahagiakan

Sebagai seorang pendongeng tentunya Bunda Dewi merasakan berbagai macam hal saat menjadi pendongeng, menjadi pendongeng itu tidak sulit tetapi menyenangkan dan membahagiakan karena bisa memberikan keceriaan pada anak-anak yang dijumpai saat mendongeng. Walau terkadang tetap ada kendala, misalnya saat mendongeng kita tidak menyiapkan materi dengan baik, media yang dibawa kurang menarik sehingga anak-anak kurang fokus mendengarkan dongeng kita, pembawaan cerita yang kurang menarik, audio yang kurang baik, atau audience yang belum siap mendengarkan cerita karena kelelahan atau lapar, audience yang usianya beragam dengan latar belakang yang berbeda-beda, semua itu akan menjadi bahan pertimbangan dan faktor tersendiri saat mendongeng. Saat rencana A tidak sesuai dengan situasi ditempat saat mendongeng kita sudah mempunyai rencana B, C, dan D sehingga anak-anak atau audience bisa tetap fokus mendengarkan dongeng kita. Oleh sebab itu pendongeng harus memliki banyak rencana dan perencanaan yang baik saat tampil didepan audience-nya.

Bunda Dewi bersama anak-anak korban tsunami Banten

Banyaknya perencaan saat tampil didepan itu tidak lepas dari latihan dan pengalaman. Salah satu  pengalaman tersebut Bunda Dewi peroleh saat beberapa kali mengikuti Kemah Dongeng yang diselenggarakan oleh Kampung Dongeng dimana kemah dongeng ini memiliki skala nasional. Setelah beberapa kali menjadi peserta akhirnya tahun 2019 Bunda Dewi berkesempatan menjadi mentor atau pembimbing dongeng pada kegiatan tingkat nasional tersebut dengan memberikan arahan dan teknis untuk para pendongeng dari berbagai daerah di Indonesia. Selain pernah menjadi mentor di Kemah Dongeng, Bunda Dewi juga pernah banyak mengikuti event-event pendongeng seperti :

  • Juri Dongeng tingkat kabupaten Bandung Barat dan Juri tingkat Kota Bandung
  • Pengisi acara Indonesia Mendongeng tingkat Kota Bandung
  • Mengisi pelatihan guru dan mahasiswa di kampus PUI Majalengka
  • Pemateri kegiatan pelatihan guru-guru PAUD di Kota Depok
  • Pendongeng  di roadshow di Sekoah Dasar di Karawang dan Bandung Raya
  • Penyiar radio di Harmoni Streaming, Radio Bandung

Dari kegiatan-kegiatan tersebut Bunda Dewi terus mendapatkan pengalaman-pengalaman seputar dunia perdongengan. Setelah aktif di dunia dongeng Bunda Dewi akhirnya menjadi bagian dari Kampung Dongeng Indonesia dan menjadi Ketua Kampung Dongeng daerah Kabupaten Bandung Barat dan menjadi pengurus inti Kampung Dongeng tingkat Bandung Raya. Pengalaman-pengalaman mendongeng juga dirasakan Bunda Dewi tidak hanya di sekolah-sekolah namun di tempat-tempat pengungsian dan tempat bencana alam, yang terbaru adalah saat tsunami di Banten. Bunda Dewi beserta rekan-rekan di Kampung Dongeng Peduli bersinergi dengan PKPU, melakukan aksi psikososial pada anak-anak korban bencana tsunami di Banten.

Pesan-pesan untuk teman-teman pendongeng di Indonesia

Sebagai salah satu pendongeng tanah air, tak lupa Bunda Dewi menitipkan pesan-pesan untuk seluruh pendongeng yang ada di Indonesia maupun semua teman-teman generasi penerus bangsa terhadap dunia dongeng di Indonesia untuk selalu melestarikan dongeng di Indonesia karena dengan semakin banyaknya orang-orang yang mencintai dan membudayakan dongeng dengan hati yang tulus dan membagikan sedikit kebahagiannya untuk anak-anak Indonesia maka akan semakin bahagia  anak-anak Indonesia.

"Semakin banyak dongeng, semakin banyak kebaikan, semakin banyak kebahagian dan semakin banyak kesuksesan bagi anak-anak Indonesia."

-Bunda Dewi

Bunda Dewi bersama anak-anak korban tsunami Banten

Nah sobat Riri semua, sekian untuk ulasan tentang Bunda Dewi. Sosok pendongeng yang memperhatikan pendidikan dan kegiatan sosial untuk kemajuan anak-anak di Indonesia. Tetap ceritakan dongeng-dongeng kepada anak-anak kita agar anak-anak kita tetap ceria dan bahagia dengan mendengar dongeng dan selalu tersenyum. Bagi kalian semua yang ingin mengetahui atau kepo-kepo lagi dengan Bunda Dewi bisa langsung cek sosmednya ya. 

Fb : Dewi Sukma M

Instagram : @bundadewi_kampungdongeng

 


Baca artikel pendongeng lainnya :

 

Sumber gambar : https://www.facebook.com/dewi.sukmam

Tokoh pendongeng storyteller
Admin

Febriani Sari

Rabu, 30 Januari 2019

Bagikan berita ini